Program-Program APL

Program yang Telah Terealisasi oleh APL

Beberapa program yang telah dilakukan oleh Alam Pesona Lestari adalah sebagai berikut :

• Pemilahan sampah yang berlokasi di RW VI, IX, XI, dan XIII.
• Komposting menggunakan metode keranjang Takakura yang bekerja sama dengan Bintari dan KITA Jepang. Keranjang yang telah ada kurang lebih sebanyak 500 buah.
• Daur ulang limbah kemasan plastik yang bekerjasama dengan PT. Ulam Tiba Halim.
• Program penghijauan, dengan pemberian bibit tanaman secara swadaya ke semua RW. Jenis tanaman yang ditanam tergantung dari bantuan pihak luar, misalnya bantuan dari PT. Sharp berupa 100 bibit pohon mangga, dari Dinas Pertanian sebanyak 225 bibit terdiri dari pohon mangga, pecut, dan lain-lain. Pihak luar hanya memberi bibit tanaman yang sudah setinggi ±1 meter, kemudian penanaman diserahkan kepada warga.
• Penanggulangan longsor dengan pembuatan talud yang terbuat dari semen, dengan bantuan BKM.

Program atau Kegiatan yang Direncanakan

Untuk mengatasi beberapa permasalahan terkait sampah dan kegiatan pengelolaannya di Kelurahan Jomblang, Paguyuban APL telah menentukan beberapa rencana program atau kegiatan, antara lain sebagai berikut :

• Kegiatan rapat yang akan dilakukan secara rutin (terutama untuk bapak-bapak) di RW VIII, untuk membahas penanggulangan sampah, agar warga tidak membuang sampah lagi di sungai.
• Limbah tahu yang berasal dari industri rumah tangga sebelumnya telah dimanfaatkan oleh peternak babi, akan dikembangkan sebagai makanan lele atau ternak (dicampur dengan sampah sayuran). Dengan pemanfaatan limbah tahu ini diharapkan limbah tahu dapat teratasi serta dapat menambah penghasilan warga.
• Program penghijauan yang dibantu oleh pihak luar (bantuan selanjutnya dari Bank Niaga) diharapkan tidak sekedar memberi bibit, tetapi juga survei langsung ke lokasi (ke semua RW) untuk memberi pengarahan kepada warga dan ikut menanam tanaman tersebut. Bibit yang diharapkan adalah tanaman yang sesuai dengan kondisi lahan di Kelurahan Jomblang, misalnya mangga, rambutan, pete, trembesi, dan lain-lain.
• Pengadaan tempat sampah untuk membedakan sampah sesuai jenisnya (sampah organik, anorganik, dan sampah berbahaya). Untuk saat ini, tempat sampahnya masih terbuat dari kantong beras.
• Pembelian mesin pencacah untuk program pengomposan massal.
• Penambahan mesin jahit untuk memudahkan kader mengolah sampah anorganik menjadi barang kerajinan.
• Pendirian TPST atau semacam bangunan untuk pelaksanaan kegiatan pengolahan sampah secara massal, baik pemilahan maupun daur ulang.
• Penambahan mitra untuk membantu pemasaran produk hasil pengolahan sampah.
• Pemaksimalan fungsi keranjang Takakura agar benar-benar digunakan oleh warga agar tidak terjadi lagi penarikan 100 keranjang Takakura oleh Ibu Suryadi karena keranjang tersebut tidak digunakan.
• Peningkatan kesadaran masyarakat menganai pengelolaan sampah (pemilahan, pengomposan, pendaur-ulangan) melalui sosialisasi secara rutin. 
• Penambahan tong-tong besar untuk proses pengomposan daun-daun kering (dilengkapi juga dengan inokulen).