Peta Potensi dan Masalah Kelurahan Jomblang

Persebaran potensi dan masalah yang ada di Kelurahan Jomblang tersebar di beberapa titik seperti berikut:



klik pada gambar untuk memperbesar

Label:

Peta Rencana Penghijauan di Kelurahan Jomblang

Kelurahan Jomblang mendapatkan bantuan bibit tanaman dari Bank Niaga, dimana bibit tersebut akan digunakan untuk penghijauan di seluruh wilayah Jomblang.

(klik pada gambar untuk memperbesar)

Label:

Peta Kondisi Penghijauan di Kelurahan Jomblang

Pupuk kompos hasil pengolahan sampah organik digunakan untuk penghijauan di Kelurahan Jomblang. Hingga saat ini, penghijauan yang telah dilakukan dapat dipetakan sebagai berikut.

 (klik pada gambar untuk memperbesar)

Label:

Peta Topografi Kelurahan Jomblang

(klik pada gambar untuk memperbesar)

Label:

Peta Tata Guna Lahan Kelurahan Jomblang

(klik pada gambar untuk memperbesar)

Label:

Profil Kelurahan Jomblang

KONDISI GEOGRAFIS

Kelurahan Jomblang merupakan bagian wilayah Kecamatan Candisari, dengan luas wilayah adalah 81,6 Ha. Batas-batas wilayah Kelurahan Jomblang  adalah sebagai berikut :
Utara              : Kelurahan Lamper Kidul (Kecamatan Semarang Selatan)
Timur              : Kelurahan Tandang (Kecamatan Tembalang)
Selatan           : Kelurahan Karanganyar Gunung
            Barat              : Kelurahan Candi
Kondisi Kelurahan Jomblang berupa perbukitan dan rawan longsor dengan ketinggian 300 m di atas permukaan laut. Oleh karena merupakan daerah perbukitan, kondisi jalan di Kelurahan Jomblang cenderung naik-turun. Suhu udara di kelurahan ini berkisar antara 23-320C, dengan curah hujan 300 mm/tahun. Kelurahan Jomblang juga merupakan daerah padat penduduk, terbukti dari kepadatan penduduknya yang mencapai 213,7 jiwa/Ha.

Berikut ini adalah peta administrasi Kelurahan Jomblang.

(klik pada gambar untuk memperbesar)

 KEPENDUDUKAN
Luas wilayah Kelurahan Jomblang adalah 81,6 Ha yang terdiri dari 15 RW dan 120 RT. Pada tahun 2011, jumlah penduduk di kelurahan ini mencapai 17.441 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 213,7 jiwa/Ha. Jika dilihat menurut jenis kelaminnya, penduduk di Kelurahan Jomblang sebagian besar adalah penduduk perempuan, yaitu sebesar 8.979 jiwa.  
  Tabel Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur
Tahun 2011

Kelompok Umur (tahun)
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
0-4
601
630
1231
5-9
618
751
1369
10-14
751
761
1512
15-19
712
781
1493
20-24
722
712
1434
25-29
747
751
1498
30-34
743
760
1503
35-39
724
741
1465
40-44
725
751
1476
45-49
530
681
1211
50-54
551
563
1114
55-59
516
541
1057
60-64
261
279
540
65-ke atas
261
277
538
Jumlah
8462
8979
17441

Label:

Lokasi Rumah Pilah di Kelurahan Jomblang


Lokasi rumah pilah untuk memilah sampah di Kelurahan Jomblang tersebar di beberapa titik, yaitu di RW 6, RW 11, dan RW 13. Sedangkan di RW 14 ditetapkan sebagai rumah showroom.
·         Pada RW VI dikelola dengan sistem “plunglap”, yang diketuai oleh Ibu Paryoto. Pemilahan sampah di RW ini sudah ada sejak tahun 2009. Sistem “plunglap” berarti hanya berupa lahan untuk menampung sampah, bukan dalam bentuk bangunan khusus. Selain itu, sampah yang sudah terkumpul, biasanya langsung terjual oleh para pengepul, jadi sampah tidak pernah sampai menumpuk. Sampah yang telah dipilah oleh warga dikumpulkan di rumah Ibu Paryoto ditimbang dan dicatat, yang kemudian sampah tersebut akan segera dijual kepada pengepul.
 Akan tetapi sekarang sudah terdapat tempat sampah bantuan dari pihak kelurahan, yang telah dibedakan menurut jenis sampahnya, yaitu untuk sampah plastik, kertas marca, kardus, dan kaca. Walaupun baru memiliki 2 buah, yang terdapat di rumah Ibu Paryoto saja, namun sudah banyak membantu. Dengan adanya tempat sampah ini, warga menyetorkan sampah hampir setiap hari, namun tidak semua warga memilah sampahnya, jadi pengepul sendiri yang memilah sampah mana yang dapat dimanfaatkan kembali. Pengepul yang berasal dari luar Kota Semarang, seperti Demak, mengambil sampah 3-4 kali dalam satu bulan. Hasil dari penjualan sampah anorganik maupun barang kerajinan disimpan dalam kas APL dan dikembangkan untuk modal usaha warga RW VI sendiri, misalnya usaha pembuatan telur asin, koperasi simpan pinjam, dan warung sembako. Dalam koperasi ini, anggota APL dapat meminjam uang dengan bunga kecil, selain itu juga dapat membeli sembako dengan harga yang murah dan dapat dicicil.
Di RW VI ini sudah rutin melakukan pertemuan, yaitu satu bulan dua kali. Pada pertemuan pertama (minggu I) membahas tentang kendala dan rencana kegiatan pengelolaan sampah, serta pembuatan laporan keuangan. Sedangkan pada pertemuan kedua (minggu III) dilakukan kegiatan rutin, seperti membuat kerajinan dari kain perca.

·         Pada RW XI berupa rumah pilah dan sIstem “plunglap” seperti pada RW VI. Pemilahan sampah di RW ini diketuai oleh Ibu Singgih. Rumah pilah yang terdapat di RW XI ini bernama Cempaka Putih, dimana system pengelolaannya dilakukan oleh RW VII dan RW XI.  Sampah yang masuk ke rumah pilah ini sudah dipilah terlebih dahulu. Sampah organik dibuang di gerobak atau becak sampah, yang kemudian akan dibuang ke TPS. Sedangkan sampah anorganik, dibuang ke rumah pilah. Barang-barang yang tidak dapat didaur ulang, misalnya kardus, kertas, dan lain-lain, dijual kepada pengepul. Sedangkan sampah anorganik yang dapat didaur ulang, disimpan, dan diambil apabila akan diolah.
 
·       Pada RW XIII terdapat rumah pilah yang berada di RT 05. Warga memberikan sampah kepada Bapak Sri Munadi sebagai ketua, kemudian pemilahan dilakukan di rumah pilah tersebut. Setiap warga yang memberikan sampah, dicatat dan ditimbang. Setelah sampah terkumpul, pengepul datang dan membeli sampah. Di rumah pilah ini juga telah dilengkapi dengan gerobak dan becak sampah.
Kegiatan pemilahan sampah ini baru berjalan satu kali, akan tetapi, saat ini rumah pilah rusak. Pondasinya runtuh terkena banjir pada Desember 2010 lalu dan walaupun sudah meminta bantuan dari Dinas Kesehatan dan Dinas Keamanan, tetapi hingga saat ini belum diperbaiki. Oleh karena itu, kegiatan pemilahan sampah di rumah pilah ini terhenti. Warga tidak lagi menyetorkan sampah tetapi memilah sendiri sampahnya di bak-bak sampah yang telah dimiliki setiap warga. Akan tetapi, lama-kelamaan, warga sudah mulai mencampur sampahnya kembali (tidak dipilah).
Sampah yang berada di rumah pilah atau yang dikelola secara “plunglap” ini tidak rutin melakukan penjualan/pemasaran, bisa per minggu ataupun per bulan, tergantung dari banyak/sedikitnya sampah yang terkumpul. Dengan adanya pengelolaan sampah ini, baik daur ulang maupun pemilahan sampah, dapat mengurangi ±10% dari total sampah untuk dibuang ke TPS.
Berikut ini adalah peta persebaran lokasi rumah pilah di Kelurahan Jomblang :

(klik pada gambar untuk memperbesar)

Label:

MAPPING TPS

Kelurahan Jomblang hanya terdapat satu TPS yaitu yang terdapat di depan Pasar Mrican


klik pada gambar untuk memperbesar

Label:

Peta Tautan Wilayah Lokasi Showroom APL terhadap Kota Semarang


(klik pada gambar untuk memperbesar)

Label:

Peta Jaringan Jalan Kelurahan Jomblang

(klik pada gambar untuk memperbesar)

Label:

Award

Tahun 2009 :
Juara II Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat (se-Kota Semarang)

Tahun 2010 :
Juara I Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat (se-Kota Semarang)

Label:

Kegiatan APL

Pages

About me

Foto saya
Paguyuban Alam Pesona Lestari (APL) terbentuk sejak tanggal 17 Januari 2008

About this blog

Sebuah website Paguyuban Alam Pesona Lestari, yang berada di Kelurahan Jomblang, Kecamatan Candisari, Kota Semarang yang bergerak di bidang pengelolaan sampah
Diberdayakan oleh Blogger.

Categories

Daily Calendar

Followers